Konferensi yang berlangsung di salah satu hotel di Kota Cilegon ini mengusung tema “Transformasi PGRI Sebagai Organisasi Profesi Menuju Indonesia Maju.”
Dalam sambutannya usai terpilih, Bahrudin menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta dan panitia yang telah menyukseskan jalannya konferensi. Ia menegaskan bahwa hasil pemilihan mencerminkan semangat persatuan di tubuh PGRI.
“Saya ucapkan terima kasih, baik kepada yang memilih maupun yang tidak memilih saya. Dengan pemilihan ini, PGRI Kota Cilegon menjadi satu—menjadi JUARE,” ujarnya.
Ia mengakui bahwa amanah ini merupakan takdir yang harus dijalani dengan penuh tanggung jawab, dan bertekad menjadikan PGRI Cilegon sebagai organisasi yang profesional, bermartabat, dan dinamis.
“Kalau ini takdir, maka jadikanlah kebermanfaatan bagi guru-guru. Dan kalau bukan, semoga dijauhkan. Tapi hari ini, amanah ini telah ditetapkan,” katanya.
Bahrudin juga menekankan pentingnya komunikasi dan sinergi lintas sektor, termasuk dengan Dinas Pendidikan, legislatif, eksekutif, hingga yudikatif. Menurutnya, perlindungan dan martabat guru hanya bisa terwujud jika semua pihak bersatu.
Lebih lanjut, ia menyatakan akan mengajak organisasi guru lainnya seperti AGPAII untuk duduk bersama dan menyatukan visi demi kemajuan pendidikan di Kota Cilegon.
“Yuk, kita bareng-bareng wujudkan pendidikan di Cilegon sesuai visi Wali Kota. Kita sukseskan Dinas Pendidikan. Kita buat organisasi ini menjadi rumah bersama,” ucapnya.
Sebagai bagian dari program kerja awal, Bahrudin berencana membagikan kuisioner kepada para anggota guna menjaring masukan langsung sebagai dasar penyusunan program yang relevan dan berdampak.
“Apa maunya anggota? Kita akan tanya lewat kuisioner. Kita koordinasikan dengan semua pihak agar program kita menyentuh langsung kebutuhan guru,” tutupnya.
Konferensi ini turut dihadiri sejumlah tokoh penting, termasuk perwakilan dari Pemerintah Kota Cilegon serta jajaran pengurus PGRI Provinsi Banten.