Menariknya dari jumlah penerima tersebut di TA 2024, berjumlah 55 Kepala Keluarga dengan masing-masing penerima Rp. 300 ribu, dengan penyaluran langsung selama 5 bulan, sehingga KPM menerima Rp.1,5 juta. Jika dijumlahkan 55 kpm maka akan menghabiskan Rp 82.500.000 sedangkan dari data yang diperoleh dilapangan untuk pengunaan dana mendesak di desa tasik malaya, mencapai Rp. 132.000.000. jika di kurangi Rp 82.500.000 sehingga pengunaan dana mendesak tersisa 49.500.000. Yang jadi pertanyaan kemana dan digunakan untuk apa sisa anggran dana mendesak tersebut.
Menanggapi hal tersebut awak media mencoba mengkonfirmasi Kepala Desa Tasik Malaya, Anton mengatakan, bahwa kegunaan dana mendesak tersebut untuk kegiatan Bantuan Langsung Tunai (BLT), untuk ketahanan pangan pembuatan kolam lele, dan kegiatan kematian.
"Terkait dana mendesak itu kami gunakan untuk kegiatan BLT, ketahanan pangan, kematian, dan drainase," Ujarnya
Sebagai mana kita ketahui dalam pengunaan dana untuk kegiatan ketahanan pangan itu sudah ada dananya, dan untuk pembangunan fisik juga sudah ada dana dari anggaran dana desa. Sehingga patut kita duga adanya penyelewengan dan manipulasi data.
Maka dari itu kami minta kepada aparat penegak hukum yaitu pihak inspektorat dan Tipikor polres untuk menindaklanjuti dan mendalami kasus ini.
(Md)
.jpg)
