"Dilihat dari sudut pandang Agama di Indonesia, tentu memandang LGBT sebagai perilaku yang tidak sesuai/penyimpangan dengan ajaran agama, sehingga sangat berpengaruh buruk dalam pandangan masyarakat Pemalang", hal tersebut disampaikan Dr. Ir. Fahmi Arifan, ST, M.Eng, MM, IPM, ASEAN Eng, selaku Wakil Bendahara PW GP Ansor Jateng yang juga sekaligus Wakil Ketua DPC IKA UNDIP Pemalang dan Akademisi Universitas Diponegoro, Aktifis dalam organisasi Keagamaan di Kabupaten Pemalang, Jumat (4/7/2025).
Fahmi Arifan juga menegaskan bahwa bila masyarakat yang tidak segera menutup rapat rapat cepat informasi tentang LGBT, sehingga hal ini sangat bisa menimbulkan potensi potensi kesalahan dan penyimpangan orientasi dan stigma yang sangat mengkhawatirkan bagi generasi masa kini.
Saya minta, Pemkab Pemalang dalam hal ini Bupati Pemalang dan seluruh jajaran OPD sampai Forkopimda harus hadir, secepatnya memitigasi, serta mengambil langkah langkah Solusi untuk menindak lanjuti, menyelesaikan bahkan menuntaskan masalah ini hingga tuntas, agar masyarakat bisa tenang, nyaman, aman dan kondusif dalam turut membangun daerah.
Tentu bukan tanpa alasan, Kekhawatiran besar pada dampak sosial di masyarakat dari LGBT dapat mempengaruhi moralitas dan nilai-nilai sosial, serta dapat menimbulkan dampak negatif pada masyarakat bahkan kemerosotan moral.
"Pandangan agama dan sosial tentang LGBT di Indonesia memang cukup kompleks dan beragam, akan tetapi beberapa perspektif yang umum Pandangan Agama Mayoritas di Indonesia, seperti Islam, Kristen, dan Hindu, memandang LGBT sebagai perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran agama", tegas Fahmi Arifan.
Bahkan beberapa ulama dan pemuka Agama, menganggap LGBT sebagai perilaku penyimpangan yang tidak bisa ditolerir bahkan harus dihindari.
Ini adalah sebagai ancaman terhadap nilai-nilai tradisional dan moralitas bila hal ini di biarkan.
Belum lagi bila melihat besar dampak Kesehatan dari hal hal ini, data di Kabupaten Pemalang "Orang Dengan HIV/AIDS" yang terangkum di beberapa media menyebutkan dari 40 kasus yang tercatat sejak Januari hingga Juni 2025, 60 persen adalah laki-laki, dan 40 persen di antaranya merupakan kaum gay. Sementara 20 persen lainnya adalah laki-laki yang sering berganti pasangan atau berhubungan dengan pekerja seks komersial (PSK), hal ini cukup membuktikan bahwa sebagian besar dari kalangan LGBT.
"Maka Saya berharap pihak pihak terkait harus mengambil langkah tegas, khususnya Kominfo Pemalang segera menarik dan menghapus tayangan video tersebut dari akun manapun, dan instansi instansi Pendidikan harus lebih ekstra menanggulangi dari gejala dan potensi yang mempengaruhi lingkungan Pendidikan, hal ini harus sesegera mungkin dilakukan", pungkas Fahmi Arifan.
(Eko B Art)