Dalam rapat yang berlangsung secara terbuka itu, Kepala Kampung Achmad Jamlan menyampaikan tiga tuntutan utama masyarakat kepada pihak perusahaan. Pertama, permintaan segera dilakukan perbaikan jalan yang rusak, yang selama ini menjadi jalur utama kendaraan perusahaan dalam mengangkut karyawan. Kedua, prioritas penyerapan tenaga kerja lokal, khususnya warga Tumbit Dayak yang berada di lingkar tambang. Ketiga, perusahaan diminta memperlambat laju kendaraan saat memasuki kawasan permukiman warga guna mengurangi dampak debu yang selama ini sangat mengganggu.
Menanggapi tuntutan tersebut, pihak PT Pama dan PT Berau Coal menyatakan keseriusannya dalam mencari solusi. Dalam pertemuan itu, dilakukan pula simulasi kecepatan kendaraan saat memasuki kawasan desa, sebagai upaya memastikan kendaraan perusahaan tidak melaju kencang. Pihak perusahaan juga melakukan peninjauan langsung ke beberapa titik jalan rusak yang dikeluhkan warga.
“Kami berharap langkah ini bukan hanya sekadar formalitas, tapi ada tindak lanjut yang nyata. Jalan ini sudah berkali-kali kami minta diperbaiki karena sangat membahayakan dan sering dilewati kendaraan perusahaan,” ujar salah satu tokoh masyarakat dalam forum tersebut.
Pertemuan ini diharapkan menjadi titik awal perbaikan hubungan antara masyarakat Tumbit Dayak dan perusahaan, dengan harapan ke depan aspirasi warga benar-benar diperhatikan dan diwujudkan dalam bentuk nyata.
(Ismail)
.jpg)
