Luwu - Sekarang era media, jika generasi muda tidak dididik menangkal hoaks. Maka akan berbahaya. Sekarang bukan zamannya perang terbuka, maka perlu strategi menangkal hoaks.
Hal itu ditegaskan Asisten I Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Luwu, Ahyar Kasim saat membuka dan memberi pengarahan pada Pelatihan Jurnalistik LDII Sulawesi Selatan Zona Luwu Raya. Kegiatan diikuti 80 orang dan diadakan di Gedung Balai Rosdiana Center (BRC), pada Kamis (15/5).
Selanjutnya, Ahyar mengingatkan, selain berdampak positif, media sosial dapat berdampak negatif. “Di Luwu, data tahun 2023, terdapat 900 kasus perceraian. Hal ini, sebagian besar, karena dampak dari penggunaan media sosial yang tidak tepat,” jelasnya.
Untuk itu, ia menilai, kegiatan tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat untuk menyongsong pembangunan. “Jangan hanya sekadar pintar menulis dan membuat konten, tetapi harus bermanfaat. Serta, hindari membuat konten untuk mengancam orang lain. Janganlah kita menyebarkan berita hoaks, karena akan mengganggu ketenangan dan ketentraman masyarakat di Kabupaten Luwu,” katanya.
Lebih lanjut Ahyar juga mengapresiasi kinerja LDII Kabupaten Luwu yang selama ini aktif membantu pemerintah dan masyarakat Kabupaten Luwu. Bentuk kepedulian LDII diantaranya aktif dalam pengamanan, kerja bakti, dan bantuan kepada korban banjir. “Kita angkat jempol pada LDII. Seandainya LDII diibaratkan sebagai siswa, maka kita memberi nilai 9 pada LDII Kabupaten Luwu,” ujar Ahyar Kasim.
Hal senada diungkapkan Ketua DPP LDII, Rulli Kuswahyudi. “Saat ini, di era digital. Kita memasuki masa yang belum terjadi. Dahulu, mencari informasi dengan membaca koran dan majalah. Kini, tanpa membeli, informasi tersebut sudah dapat dibaca melalui handphone,” tuturnya.
Masalahnya, ia memaparkan, berita jelek, pornografi dan judi, juga ada di handphone. “Maka kami bekali generasi muda supaya terarah. Melalui pelatihan jurnalistik,” jelasnya.
Rulli menceritakan, sejak tahun 2023, pelatihan telah dilakukan di 10 provinsi. “Kami bekali generasi muda menangkal hoaks serta mampu memproduksi berita dan konten positif,” pungkasnya.
Selanjutnya, ia menjelaskan, di media sosial, orang bisa berbicara apapun. “Maka, kami perlu meningkatkan kualitas jurnalisme warga. Jurnalis yang bisa menangkal hoaks, bijak bermedia sosial dan tidak terjebak dengan provokasi,” ujar Rulli.
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya LDII menciptakan ekosistem informasi yang sehat, sekaligus menumbuhkan kesadaran akan pentingnya literasi media di tengah masyarakat. Para jurnalis muda LDII diharapkan menjadi agen perubahan yang menyebarkan informasi positif dan konstruktif.
“Kami ingin generasi muda LDII memiliki 29 karakter luhur, tri sukses dan siap menangkal hoax. Kami dalam pelatihan ini mengajari aspek teknis jurnalistik, etika bermedia, dan praktek,” ujar Rulli.
Sementara itu Ketua DPW LDII Sulawesi Selatan Asdar Mattiro mengatakan bahwa peserta harus bisa menjadi role model, bagaimana bermedia sosial yang sehat, sopan dan tidak menjelekkan golongan atau orang lain.
“Pelatihan di Zona Makassar Raya diikuti 200 orang generasi muda LDII. Saat ini di Zona Luwu Raya telah hadir 80 orang dari Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, Palopo, Wajo, Soppeng, Sidrap, dan Toraja. LDII Sulsel berkomitmen meningkatkan kontribusi nyata untuk bangsa,” katanya.
Hadir Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Luwu Kamal, Kepala Bagian Perencanaan Polres Luwu Kompol Andi Hasanuddin, Kajari Luwu Zulmar Adhi Surya, Kapolsek Belopa AKP Marino, Pimpinan Cabang BSI Belopa Juarti Janeja Impin, dan Penyuluh Agama Kemenag Luwu Irma Nurcahyani.
(Redho)