“Jadi mesin olah runtah ini sangat banyak membantu kami khususnya kedaruratan sampah di Kabupaten Pemalang, karena dengan alat motah ini kita bisa mengurangi sampah dari masyarakat artinya di TPS -TPS, sehingga TPS menjadi salah satu tonggaknya agar selesai di TPS dengan alat motah ini 500 sampai 1 ton untuk 1 jam dengan 3 Shif dalam sehari di sini, berharapnya sampai 15-20 ton, kita bisa selesaikan di satu TPS”, ujarnya.
Selanjutnya untuk mendorong pengolahan sampah di Pemalang lebih cepat lagi, pihaknya berharap kedepan akan sampaikan kepada masyarakat melalui RT / RW desa, kelurahan, agar semua sampahnya harus dipilah sebelum masuk ke TPS.
“Dengan dipilah kami lebih mudah dan lebih cepat mungkin sampai bahkan lebih dari 20 ton karena sampahnya dipilahnya lebih cepat karena orang-orang yang memilah di sini, pekerjaannya lebih ringan dan sampah yang masuk ke alat motah tersebut lebih banyak serta maksimal, khususnya dengan kapasitasnya tadi hampir 1 ton / 1 jam itu, asapnya itu tidak ada, suhunya di dalam tungku sampai 1.060 – 1.100 derajat ini luar biasa, motah ini sangat membantu selain tidak menggunakan bahan bakar, tidak memakai listrik serta ramah lingkungan,” ungkap Wiji.
"Setelah proses pengolahan sampah di motah ini, abunya hanya 5% saja itu masih bisa dipergunakan rencananya untuk paving block, mesin ini tanpa bahan bakar, tanpa listrik suhu juga sudah maksimal mencapai 1.100 derajat dan itu menuju ke pembakaran sempurna, sehingga Furan dan Dioksinnya tidak ada,” pungkasnya.
Dalam hal ini Wakil Bupati Pemalang Nurkholes meninjau penggunaan Motah – 25 (Mesin Olah Runtah) di TPS3R Motah Berseri di jalan Serayu Kelurahan Kebondalem, Sabtu (24/05/2025).
TPS3R Kebondalem adalah TPS pertama di Kabupaten Pemalang yang memulai menggunakan mesin pengelolaan sampah Motah-25, yang kedepannya juga akan diikuti TPS – TPS lain dalam penggunaan mesin tersebut.
Motah -25 dalam penggunaannya tidak memakai bahan bakar maupun suplaian tenaga listrik, sehingga lebih mudah dan efisien.
Saat sesi wawancara Wakil Bupati Nurkholes mengungkapkan kekagumannya pada proses pengolahan sampah menggunakan mesin tersebut, karena diperkirakan dalam waktu satu jam bisa mengolah sampah sebanyak satu ton.
“Mesin Incinerator pengolah sampah ini luar biasa, karena biasanya di sini banyak tumpukan sampah sekarang sudah terolah dengan cepat, ini diperkirakan 1 jamnya 1 ton, Maksimal ini kita upayakan 15 ton sehari. Jadi semua sampah yang ada di sini habis langsung”, ungkapnya.
Ia menambahkan jika sampah yang ada TPS INI sudah dipilah oleh warga maka proses pengolahan sampah semakin cepat dan diperkirakan bisa mencapai 15 ton sampah yang dapat diolah dalam waktu sehari
“Jadi seandainya sampah ini sudah dipilah dari masyarakat ini akan lebih cepat lagi prosesnya di sini, mungkin bisa lebih dari 15 ton seharinya nantinya jika sudah dipilah, kedepan kami butuh sekali dukungan dari masyarakat”, imbuhnya.
Untuk itu pihaknya berharap agar warga memilah dulu dari rumah sehingga diharapkan akan semakin mempercepat proses pengolahan sampah.
“Warga jika mau membuang sampah dari rumah sudah terpilah sampahnya jadi di proses TPS ini nanti akan lebih mudah karena ini mempercepat untuk kebersihan lingkungan dari sampah -sampah di kota ini”, tandasnya.
(Eko B Art)