SUKABUMI – Tudingan miring yang dialamatkan kepada kepala Desa Kertamukti sejak be-berapa pekan silam hingga sekarang ini. Akhirnya kepala desa Kertamukti Dede Kusnadi kepada awak media menyampaikan, sebelumnya pada Minggu lalu saya sudah memberikan klarifikasi melalui rekan-rekan Pokja wartawan Warungkiara-Bantargadung, dan itu sebagai hak jawab terhadap berita miring yang dialamatkan kepada saya.
nah sekarang muncul lagi di medsos yang mengatakan “61 juta dana ketahanan pangan diduga tak jelas, kades kertamukti bungkam” begitu dikatakan dalam medsos hari Rabu kemaren, kata Dede, pada kamis 5 Juni 2025.
Dijelaskannya Dede, bulan lalu ada pemberitaan yang terkait ketahanan pangan tahun anggaran 2023, kemudian selang be-berapa hari ada lagi pemberitaan terkait BUMdesa yang menuding kalau ketua BUMDES nya anak saya, padahal kan faktanya bukan anak saya, kata Dede.
Lalu saya kan memberikan klarifikasi sebagai hak jawab saya lewat teman-teman Pokja wartawan yang ada di warungkiara-Bantargadung, pada saat itu saya terangkan dengan jelas sesuai dengan fakta yang ada, karena semua realisasinya kegiatan sudah melalui musdus dan musdes, artinya sesuai dengan kebutuhan.
Dan sekarang muncul lagi dari orang yang mengaku wartawan media seputar jagat namun beda nama orangnya, masih mempertanyakan terkait anggaran ketahanan pangan juga, dengan framing nya seakan tuduhannya itu fakta.
Sehingga dugaan yang tidak kuat dasar faktanya itu di up dalam medsos, “dibubuhi dan di goreng dengan kata-kata mencuat dan menjadi polemik, lalu dibumbui lagi dengan kalimat adanya sorotan publik terkait anggaran ketahanan pangan”, yang padahal itu narasi sesat untuk publik, artinya dia sedang membangun kebohongan terhadap publik.
Juga sekaligus merendahkan martabat saya sebagai kepala desa, karena yang sesungguhnya tidak ada polemik di warga masyarakat kertamukti, tapi kenapa dia membuat narasi seakan itu yang terjadi hari ini.
padahal faktanya narasi itu hanya seperti buih dilautan saja, karena tanpa dasar dan sangat kabur dari fakta sebenarnya, untuk itu sangat amat disayangkan terhadap oknum wartawan yang mencapur adukan antara fakta dan opini, kenapa oknum itu tidak investigasi dilapangan utuk mendapatkan keterangan yang fakta dan berimbang.
Dia kan hari ini sedang membuat isu sesat, karena dia katakan Terdapat ada sisa uang yang tidak direalisasikan sebanyak 61 juta, padahal anggaran 61 juta itu bukan sisa, tetapi anggaran 61 juta itu untuk pembangunan irigasi, sehingga pada bulan itu juga kita realisasikan pembangunannya yang berlokasi dikampung Bojongkerta RT 01 RW 001. Dan silahkan di cek lokasinya, terang Dede.
Dengan demikian jelaskan bahwa tudingan itu Tidak Benar, sehingga tudingan itu terkesan mengandung sentimen atau mencari-cari, ada apa ini, ungkap Dede.
Bahkan orang yang mengaku wartawan itu dalam konfirmasi nya via whatsApp, lagi-lagi dia mempermasalahkan penggunaan anggaran ketahanan pangan, padahal sudah jelas anggaran ketahanan pangan tahun anggaran 2023 itu yang sebesar Rp 105 juta telah direalisasikan untuk pembelanjaan bibit durian dan lengkeng,
Padahal sebelumnya juga medianya itu sudah memberitakan seputar anggaran tadi dengan tanpa konfirmasi, dengan menjustifikasi seakan yang dia tulis fakta atau bukti yang akurat, kan itu jelas tendensius, tandasnya.
(Muhtar BT)