Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat Dinkes Cilegon, drg. Rully Kusumawardhany, MM, menjelaskan bahwa I-Hati lahir sebagai bagian dari aksi perubahan yang ia gagas saat mengikuti Diklat Administrator Pemerintah Provinsi Banten.
“Peserta Diklat diwajibkan membuat inovasi sesuai dengan tupoksi di instansi masing-masing. Maka, saya menghadirkan program I-Hati yang memang menjadi kebutuhan organisasi. Program ini juga diketahui, disetujui, dan didukung penuh oleh pimpinan, sehingga diharapkan bisa berkelanjutan, tidak berhenti hanya pada saya,” kata Rully.
Menurut Rully, I-Hati bertujuan mempercepat, mengefektifkan, dan mengefisienkan penyebaran informasi kesehatan di Kota Cilegon. Selama ini, distribusi informasi kesehatan kerap lambat, bahkan ada wilayah tertentu yang tidak segera menerima informasi penting.
“Melalui I-Hati, informasi dari satu Puskesmas bisa langsung diketahui oleh Puskesmas lain. Kalau digabung, maka cakupan informasi akan menjadi satu kesatuan untuk seluruh Kota Cilegon. Masyarakat bisa lebih cepat mengetahui kebijakan maupun informasi kesehatan dari pusat hingga daerah,” jelasnya.
Ia menambahkan, 9 Puskesmas di Cilegon sudah memiliki kanal digital seperti Facebook, Instagram, TikTok, YouTube, dan podcast yang aktif digunakan untuk edukasi masyarakat. Berdasarkan survei, sekitar 80% masyarakat mengetahui dan memanfaatkan konten digital tersebut.
“Dengan adanya tata kelola terintegrasi, semua informasi ini bisa saling terhubung. Bukan lagi berjalan sendiri-sendiri, tetapi saling melengkapi,” ujarnya.
Program I-Hati juga memiliki rencana jangka pendek, menengah, dan panjang. Untuk jangka pendek, sudah dilakukan peluncuran dan penyusunan buku tata kelola agar Puskesmas memiliki panduan standar dalam membuat konten kesehatan. Untuk jangka menengah, Dinkes berencana bekerja sama dengan DPRD guna memanfaatkan videotron untuk edukasi kesehatan. Sementara itu, pada jangka panjang, I-Hati akan diintegrasikan dengan aplikasi Cilegon Juara serta memanfaatkan slot informasi digital yang dimiliki pemerintah kota.
“Harapannya, program ini bisa diteruskan dan dikembangkan lebih jauh, karena manfaatnya langsung dirasakan masyarakat. I-Hati bukan aplikasi baru, melainkan branding dan integrasi dari platform yang sudah ada agar lebih optimal,” pungkas Rully.