Bengkulu Tengah,– Suasana Balai Desa Harapan Makmur, Kecamatan Pondok Kubang, terasa berbeda pada Senin pagi (4/8/2025). Sejak pukul 09.00 WIB, puluhan kursi mulai terisi. Warga desa, kader posyandu, hingga para perangkat desa duduk rapi berdampingan. Hari itu, sebanyak 50 peserta hadir untuk mengikuti Musyawarah Desa Rembuk Stunting yang menjadi langkah awal penyusunan program pencegahan stunting untuk anggaran tahun 2026.
Di barisan depan, hadir sejumlah tamu penting. Camat Pondok Kubang, Kepala Puskesmas Bentiring, Kepala Balai KB Pondok Kubang, Babinkamtibmas Talang Empat, serta anggota BPD ikut menyimak jalannya musyawarah. Mereka berdiskusi bersama kader posyandu dan tokoh kelembagaan desa tentang satu persoalan besar yang sedang dihadapi bangsa ini: stunting.
Bagi masyarakat Desa Harapan Makmur, rembuk ini bukan sekadar rapat formal. Ada harapan besar yang disematkan, terutama bagi para orang tua muda yang menginginkan anak-anak mereka tumbuh sehat, cerdas, dan terbebas dari ancaman gizi buruk.
Kepala Desa Harapan Makmur, Tri Ekana Supri S, dalam sambutannya menyampaikan optimisme.
“Alhamdulillah kita telah melaksanakan musyawarah rembuk stunting, dengan harapan dapat membantu program pemerintah pusat dalam mengatasi dan mencegah stunting di Indonesia,” ucapnya penuh semangat.
Di sela jalannya musyawarah, para kader posyandu berbagi pengalaman mereka. Ada yang menceritakan bagaimana sulitnya meyakinkan ibu hamil untuk rutin memeriksakan kandungan, ada pula yang menyoroti kurangnya pemahaman tentang pentingnya asupan gizi seimbang. Cerita-cerita itu membuat suasana diskusi semakin hidup.
Camat Pondok Kubang yang hadir juga menekankan pentingnya kerja bersama. Menurutnya, pemerintah desa tidak bisa berjalan sendiri tanpa dukungan masyarakat. Begitu juga tenaga kesehatan, yang butuh dukungan kader desa untuk menyentuh langsung kehidupan keluarga sehari-hari.
Di akhir musyawarah, tersirat rasa optimis. Semua pihak seolah memiliki satu tekad: menjadikan Desa Harapan Makmur sebagai desa yang mampu melahirkan generasi sehat. Bagi para peserta, rembuk ini bukan sekadar pertemuan, melainkan ikhtiar nyata untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.
Dari ruang musyawarah sederhana itulah, lahir harapan besar. Harapan agar setiap anak di Desa Harapan Makmur kelak dapat tersenyum ceria, tumbuh tinggi dan kuat, serta siap menggapai cita-cita tanpa harus terhambat oleh stunting.
(Metri)