PEMALANG - Kabid PPPA Dinsos KBPP Triyatno Yuliharso mewakili kepala dinas menyampaikan data bahwa, sepanjang 2025 tercatat 63 kasus kekerasan di Pemalang, dengan 13 kasus melibatkan Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH). Sementara di Kecamatan Bantarbolang terdapat 7 kasus kekerasan, termasuk kekerasan seksual, yang telah didampingi fasilitator.
"Kegiatan ini diharapkan memperkuat peran fasilitator masyarakat di 5 Kecamatan Berdaya sebagai garda terdepan pencegahan, pendampingan, dan penjangkauan korban, sejalan dengan semangat Kabupaten Layak Anak dan visi Pemalang Bercahaya", hal tersebut disampaikan Triyatno Yuliharso saat kegiatan Peningkatan Kapasitas Fasilitator Masyarakat RPPA yang digelar di kantor kecamatan setempat, Rabu (1/10/2025).
Dalam hal ini, Guna mengoptimalkan fungsi Rumah Perlindungan Perempuan dan Anak (RPPA) yang baru dibentuk oleh Dinas Sosial KBPP (Dinsos KBPP) Kabupaten Pemalang di Kecamatan Bantarbolang menggelar kegiatan Peningkatan Kapasitas Fasilitator Masyarakat RPPA.
Kegiatan ini hasil kolaborasi Dinsos KBPP bersama Komisi D DPRD Kabupaten Pemalang tersebut dibuka oleh Kasi PMD Kecamatan Bantarbolang, Sabar Iman. Dalam kesempatan itu ia menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak dalam mencegah dan menangani kasus kekerasan.
Hadir sebagai narasumber Anggota Komisi D DPRD Kabupaten Pemalang, yakni Mokhamad Safi’i, dr. Irma Suryani W, dan Subandi Syuhada. Mereka menyoroti perlunya RPPA sebagai pusat layanan aman bagi korban, pentingnya layanan kesehatan ramah anak, serta integrasi program sosial dengan partisipasi aktif masyarakat.
(Eko B Art).