Kejadian tragis ini terjadi begitu cepat. Menurut keterangan saksi mata, Zamhir (60), yang juga merupakan buruh harian lepas di proyek tersebut, saat itu Rahmad sedang berada di atas rangka baja tanpa menyadari posisi kabel listrik bertegangan tinggi yang terpasang sangat dekat dengan bangunan. Tanpa peringatan, tubuh Rahmad menyentuh kabel tersebut, memicu letupan keras disertai percikan api. Dalam sekejap, tubuhnya terpental dan jatuh menghantam lantai proyek dari ketinggian.
Akibat benturan keras di bagian belakang kepala, Rahmad mengalami pendarahan hebat. Ia segera dilarikan ke Puskesmas Batang Kuis untuk mendapatkan pertolongan medis. Namun, takdir berkata lain. Pada pukul 09.10 WIB, Rahmad dinyatakan meninggal dunia. Keluarga dan kerabat yang datang ke Puskesmas tak kuasa menahan tangis saat menerima kabar duka tersebut.
Kepala Desa Baru, Sugianto, bersama aparat desa, segera bergerak cepat mengatur evakuasi jenazah. Ustadz Zainuddin, pemilik bangunan sekaligus pendiri Sekolah Al-Mahabbah, turut hadir di lokasi, bersama para tukang bangunan dan rekan-rekan korban yang masih terkejut oleh kejadian tersebut.
Peristiwa ini memunculkan pertanyaan serius tentang standar keselamatan kerja yang tidak diterapkan dengan baik. Proyek pembangunan sekolah yang berada sangat dekat dengan jaringan listrik bertegangan tinggi seharusnya diawasi dengan lebih ketat. Namun, kelalaian teknis telah mengakibatkan hilangnya nyawa seorang pekerja muda yang penuh semangat dan harapan.
Diduga, Bangunan Sekolah Mahabbah tersebut tidak memiliki PBG, dan K3.dan bangunan tersebut diduga berdiri diatas tanah yang dulunya diduga Akses masyarakat (Tanah DAS) entah bagaimana Pemilik bangunan yang disapa sehari hari sebagai Ustad Enzein tersebut bisa mendirikan bangunan sekolah tersebut.
Ada apa?..
Siapakah dia?..
Saat dikonfirnasi awak media melalui Via Watshaap,pemilik bangunan sekolah Mahabbah yang diduga bergelar ustad tidak menjawab dan membalas pertanyaan awak media, dan saat awak media mengkonfirmasi kembali ke Ustad Enzein (Pemilik bangunan),ustad tersebut telah menonaktif kan HP nya,dan kemungkinan juga memblokirnya, diduga Ustad Enzein tidak bersedia dikonfirmasi dan mengelak serta Alergi.
Disisi lain.! Rahmad Hidayat dikenal sebagai sosok pemuda yang pekerja keras, penuh dedikasi, dan selalu siap membantu siapa saja. Kepergiannya yang mendadak meninggalkan duka mendalam bagi keluarga serta teman-teman, dan masyarakat sekitar.
Tragedi ini menjadi peringatan keras bagi semua pihak, terutama para pelaksana proyek dan pemilik bangunan, untuk lebih memprioritaskan keselamatan kerja. Jangan biarkan kelalaian dan upaya mengejar efisiensi mengorbankan nyawa manusia.
Kematian Rahmad bukanlah sekadar insiden. Ia adalah suara keras yang menghantui, mengingatkan kita bahwa di balik setiap pembangunan, ada nyawa yang harus dijaga.
Minta kepada Bapak Kapolda Sumut dan jajaran nya, serta Bapak Kapolresta Deli serdang dan jajaran nya, untuk mengusut tuntas kematian buruh bangunan akibat tersengat listrik yang diduga tidak memiliki K3 dan PBG, sehingga memgakibatkan hilang nya Nyawa seorang pekerja bangunan.
(HTN)