Kepada sejumlah media Asran menjelaskan kronologi kejadian bermula pada Minggu, 7 Desember 2025, dirinya mendapati Nanda tengah melakukan aksi penambalan jalan berlubang di beberapa titik yang ada di sekitar jalan lintas Perawang–Pekanbaru.
Kemudian di satu titik jalan berlobang tersebut terdapat gorong - gorong yang pecah, yang mana jika itu lansung ditambal akan mengakibatkan air tidak mengalir dan dapat mengakibatkan banjir, terlebih di musim penghujan saat ini.
Lalu Asran memberikan saran dengan mengatakan di satu titik jalan berlubang tersebut hendaknya gorong - gorong diperbaiki terlebih dahulu sebelum dilakukan penambalan aspal.
"Saya tak ada melarang dia (nanda) untuk memperbaiki jalan berlubang tersebut, saya hanya melarang di satu titik tersebut jangan langsung ditambal, karena gorong - gorong pecah kebun kami yang banjir jadinya, lobang yang ini beda dari lobang yang lainnya.
Kalau mau penambal jalan harus diperbaiki dulu gorong - gorongnya," jelasnya saat dihubungi media pada (10/12/2025).
Lebih lanjut Asran menambahkan selama ini dirinya secara pribadi sangat prihatin dengan kondisi ruas jalan yang rusak tersebut, bahwa pernah beberapa kali memperbaiki jalan berlobang tersebut dengan dana pribadi.
"Saya heran kenapa mereka membuat narasi - narasi yang menyimpang, padahal saya pribadi dengan dana sendiri udah beberapa kali memperbaiki jalan berlobang - lobang ini, tanpa kamera dan tanpa mengharapkan pujian dari masyarakat," ujarnya.
Senada dengan itu seorang Tokoh Pemuda Desa Wisata Tebing Tinggi Okura Ngah Ezze yang dikenal sebagai Panglima Bungsu LHMB Rumbai Timur angkat bicara membenarkan pernyataan Asran, dan mengecam perbuatan pembuat video yang tidak berimbang tersebut.
Menurutnya Pemuda N telah merusak kehormatan tokoh masyarakat demi kepentingan konten pribadinya, Asran merupakan sosok tokoh masyarakat yang selalu mementingkan kepentingan masyarakat sekitar.
"Saya rasa video tersebut telah menyimpang, karena gak mungkin Pak Asran melarang memperbaiki jalan berlobang, padahal dia sendiri saja udah beberapa kali menambal jalan berlubang yang ada di sekitar sini, pakai dana pribadinya.
Makanya sampai saat ini meski beliau tidak menjabat Ketua RW lagi,,tapi masyarakat tetap memanggilnya Pak RW," ujarnya.
Tokoh Pemuda tersebut menegaskan bahwa narasi yang menyerang pribadi seseorang adalah pidana, apalagi terhadap seorang Tokoh masyarakat.
"Kami minta agar pihak - pihak yang dengan sengaja atau tidak membuat kegaduhan dari video ini segera sadar, karena tidak menutup kemungkinan kami akan melanjutkan masalah ini ke ranah hukum," tegas Ngah Ezze Panglima Bungsu LHMB Rumbai Timur.
Untuk siketahui Hukuman fitnah melalui video oleh konten kreator bisa sangat serius, menggabungkan KUHP dan UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) dengan ancaman pidana penjara maksimal 4 tahun (Pasal 27 ayat (3) UU ITE) atau bahkan 6 tahun dan denda hingga Rp750 juta atau Rp1 miliar.
Sebelumnya beredar di media dan sosmed seorang pemuda Nanda terlihat membakar peralatan sederhana yang biasa ia gunakan untuk menambal jalan, seperti gerobak kayu dan rambu-rambu lalu lintas. Sambil meluapkan kekecewaannya, ia mengatakan bahwa dirinya sudah tidak ada gunanya lagi melakukan perbaikan jalan di lokasi tersebut karena mendapat teguran dari seorang oknum ketua RW setempat.
“Saya ditegur RW, katanya jalan ini tidak boleh diperbaiki. Nanti orang-orang naik motor jadi kencang-kencang,” ujar Nanda dalam video yang menuai beragam tanggapan warganet.
Kepada wartawan, Nanda menjelaskan bahwa kejadian tersebut berlangsung pada Minggu, 7 Desember 2025. Saat itu, ia tengah melakukan aksi penambalan jalan berlubang di jalan lintas Perawang–Pekanbaru, tepatnya di wilayah Kelurahan Tebing Tinggi Okura. Aksi tersebut dilakukannya secara sukarela dengan menggunakan dana pribadi, serta dukungan donasi dari para pengikutnya di TikTok dan YouTube.
Menurut Nanda, kondisi jalan yang rusak parah dan berlubang membuatnya tergerak untuk turun langsung memperbaiki. Namun, di tengah persiapan perbaikan, ia didatangi seorang oknum ketua RW yang melarang aktivitas tersebut.
“RW 04, inisial AN. Kejadiannya hari Minggu sore sekitar jam empat. Waktu itu kami hampir mulai memperbaiki jalan, lalu beliau datang dan bilang jalan ini tidak usah diperbaiki, biarkan saja. Alasannya karena kalau diperbaiki orang-orang jadi laju naik motor,” ujar Nanda menirukan ucapan RW tersebut.
(putra)























