SIBORONG-BORONG - Bandara Raja Sisingamangaraja XII atau Band filmara Silangit terus menunjukkan geliat pembangunan dalam rangka mendukung kawasan Danau Toba sebagai destinasi pariwisata super prioritas nasional. Pengelolaan bandara Ankasa Pura Indonesia yang kini berada di bawah holding BUMN pariwisata InJourney Air port, dipimpin oleh General Manager Herdanu Sri Novanto, dengan fokus pada peningkatan layanan dan fasilitas secara bertahap.
Melalui Kepala Humas Bandara Silangit, Rio Panjaitan, disampaikan bahwa proses pengembangan fisik bandara saat ini masih berada pada Tahap I, sesuai Rencana Induk Pengembangan Nasional.
> “Saat ini pengembangan masih pada tahap awal, dengan fokus pada perluasan terminal, apron, dan runway. Tahapan ini disesuaikan dengan kebutuhan jangka pendek, khususnya dalam mendukung Danau Toba sebagai destinasi unggulan dan menjadikan Bandara Silangit sebagai pintu gerbang utama ke wilayah Tapanuli Raya,” jelas Rio.
Rio menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor, baik pemerintah daerah, masyarakat, maupun media, untuk memastikan pembangunan berjalan optimal dan berkelanjutan.
Namun ia juga mengakui bahwa persoalan lahan masih menjadi salah satu tantangan yang harus dituntaskan secara menyeluruh.
> “Hingga saat ini, total lahan seluas 163 hektare masih berstatus sewa dari Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara. Meski demikian, terdapat sejumlah titik yang masih dalam status klaim masyarakat. Hal ini terus kami koordinasikan dengan pihak-pihak terkait guna mencari solusi terbaik,” tambahnya.
Sementara itu, warga sekitar menyambut baik pengembangan Bandara Silangit, namun mengingatkan pentingnya keterbukaan dan keadilan dalam prosesnya.
Tokoh masyarakat setempat, Fulkan Tampubolon, menilai kehadiran bandara telah memberikan dampak positif bagi peningkatan ekonomi di kawasan Danau Toba. Apalagi, kawasan ini telah ditetapkan sebagai bagian dari Geopark Kaldera Toba, situs geologis kelas dunia yang menawarkan potensi besar untuk pariwisata.
> “Kami menyadari bahwa keberadaan Bandara Silangit sangat mendukung ekonomi lokal dan akses wisata. Namun, kami juga berharap pengelola, dalam hal ini manajemen Bandara Silangit di bawah Angkasa Pura Indonesia, tidak melupakan hak masyarakat sekitar yang terdampak langsung oleh pembangunan,” ujar Fulkan.
(Edys Lumbantoruan)
.jpg)
