Acara pesta Hoyak Tabuik yang bersejarah ini dijadikan nilai wisata budaya yang dilaksanakan pada setiap tahun baru Islam tepatnya bulan Muharram mulai tanggal 1 muharram sampai 10 Muharram, yang diperingati secara terus menerus. Yang merupakan nilai budaya bergengsi yang dijadikan Pariwisata terbesar di Sumatera Barat dan dihadiri oleh pemerintah propinsi, pemerintah pusat, dan internasional.
Pestifal Hoyak Tabuik tahun ini dihadiri oleh Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Fadli Zon dan Wakil Gubernur Sumatera Barat Vasco Ruseimy pada acara puncak perayaan Tabuik Pariaman ini. Dalam kunjungannya Fadli Zon meresmikan Mesum Tabuik sebagai Museum Kebudayaan pertama untuk melestarikan budaya tabuik.
Walikota Pariaman Yota Balad menyampaikan dalam sambutannya bahwa kehadiran Menteri Kebudayaan merupakan bukti nyata budaya lokal seperti Tabuik tidak hanya milik masyarakat Pariaman, tetapi warisan budaya Indonesia yang harus kita jaga dan dipromosikan ketingkat dunia.
Walikota menambahkan, Kementrian Kebudayaan dan pemerintah Sumatera Barat berencana mendorong pengakuan Tabuik Pariaman sebagai Intangible Cultural Heritage atau Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO.
Menurut sejarahwan lokal, Budaya Tabuik pertama kali diperkenalkan oleh pedagang Hindia Muslim pada abad ke 19. Menurut catatan sejarah pada penjajahan Belanda menyebutkan kemunculan Tabuik pertama kali diperkirakan tahun 1826 - 1828 saat penjajahan Belanda menguasai pantai barat Sumatera. Menurut sejarahwan itu pesta Tabuik ini didasari pada kisah perperangan cucu Nabi Muhammad SAW, yakni Imam Hasan dan Imam Husain dalam tragedi Padang Kerbala. Dan di Pariaman menjadi tradisi yang kulturalisasi lokal, dan berkembang menjadi pesta rakyat lintas generasi secara terus menerus sampai saat ini.
Pada saat ini pesta buik terdiri dari dua Tabuik besar yakninya Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang, kedua Tabuik diarak dalam proses yang dramatik yang menggambarkan pengangkatan ruh Imam Husain, dan ditutup dengan pembuangan Tabuik ke laut pantai gandoriah, sebagai simbol pelepasan duka dan kedamaian.
Pelaksanaan pesta Tabuik sebagai wisata budaya kota Pariaman dilaksanakan mulai tanggal 27 Juni 2025 sampai dengan tanggal 6 Juli 2025, yang di laksanakan oleh Panitia Pelaksana dari Pemerintah Kota Pariaman, dampak pesta Tabuik ini memberikan peningkatan drastis pada beberapa sektor ekonomi masyarakat, seperti kuliner, transportasi, penginapan, dan usaha mikro masyarakat lokal.
Wakil Walikota Pariaman Mulyadi mengatakan bahwa pesta Tabuik bukan hanya nilai budaya saja tetapi juga peningkatan ekonomi kreatif, kami ingin menjadikan pesta Tabuik ini sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Pemerintah Kota Pariaman bersama perantaunya PKDP ( Persatuan Keluarga Daerah Pariaman ) akan menjadikan pesta Tabuik menjadi kalender tetap dalam program pemerintahan Kota Pariaman, dan kalender tetap pariwisata nasional, sekaligus menjadi destinasi budaya unggulan di Asia Tenggara.
( Nuzirwan )