Fenomena gelombang tinggi ini telah berlangsung lebih dari satu minggu, sehingga para nelayan tidak dapat melaut untuk mencari nafkah. Akibatnya, aktivitas ekonomi masyarakat pesisir menjadi terganggu.
Selama bertahun-tahun, masyarakat nelayan pesisir Pantai Labu telah berkali-kali mengajukan permohonan pembangunan tembok penahan ombak (breakwater) kepada pemerintah terkait. Namun hingga kini, pengajuan tersebut belum juga mendapat respons.
Menurut pantauan awak media.faktainews.com. di Dusun III, Desa Rugemuk, kondisi air laut pada bulan Desember diperkirakan dapat mencapai ketinggian lebih dari satu meter. Hal ini berpotensi menyebabkan banjir rob dan mengancam rumah-rumah warga yang berada dekat garis pantai.
Salah seorang warga pesisir menyampaikan kekhawatirannya.
“Setiap akhir tahun gelombang tinggi selalu datang. Kami takut banjir masuk ke rumah. Sudah sering kami ajukan tembok penahan ombak, tapi belum ada jawaban,” ujarnya.
Warga berharap pemerintah segera turun tangan melakukan penanggulangan jangka pendek dan jangka panjang, termasuk normalisasi wilayah pesisir dan pembangunan tembok penahan ombak guna melindungi pemukiman mereka dari ancaman abrasi dan banjir rob.
( HTN)






















