DELI SERDANG — Warga Dusun II, Desa Baru, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, kembali angkat suara. Kali ini, keluhan mereka bukan hanya soal rusaknya jalan Cempaka (Parit 12) dan pencemaran lingkungan dari aktivitas industri CV. Golden Jaya Agritama, tapi juga dugaan adanya "backing ketat" dari oknum aparat Brimob yang membuat keluhan warga terkesan diabaikan.
Selama hampir empat tahun beroperasi, pabrik pengolahan jagung milik CV. Golden Jaya Agritama diduga menjadi biang kerok rusaknya infrastruktur desa dan memburuknya kualitas udara yang dihirup warga setiap hari. Jalan yang dulunya mulus, kini berubah menjadi kubangan lumpur saat hujan dan lautan debu saat kemarau.
> “Dulu jalan ini bagus, tapi sejak ada pabrik jagung itu, jalan jadi hancur. Kontainernya besar-besar dan berat, jelas gak sesuai dengan kapasitas jalan desa,” ujar salah seorang warga saat ditemui awak media, Kamis (24/7/2025).
Menurut warga, lalu lintas truk-truk pengangkut jagung dari dan menuju pabrik setiap hari mempercepat kerusakan jalan. Tak hanya itu, aktivitas produksi juga menghasilkan limbah debu jagung yang beterbangan, menempel di rumah-rumah, perabotan, bahkan mencemari udara yang mereka hirup saban hari.
> “Kalau musim hujan, jalan jadi licin dan berlubang, bahaya buat pengendara. Kalau panas, debunya parah, rumah kami penuh debu tiap hari,” ungkap warga lainnya.
Lebih parahnya, CV. Golden Jaya Agritama pernah viral di media sosial karena diduga membuang limbah secara sembarangan. Namun hingga kini, tidak ada tindakan tegas dari instansi terkait. Warga bahkan menduga ada "tangan tak terlihat" yang melindungi aktivitas industri ini.
> “Kami dengar katanya ada oknum Brimob yang backup. Jadi kalau kami protes, ujung-ujungnya disuruh diam. Ini sudah bukan soal kenyamanan, tapi soal hak kami sebagai warga negara,” kata warga yang meminta identitasnya dirahasiakan.
❗ Minim Kontribusi, Maksimal Penderitaan
Meski sudah hampir empat tahun beroperasi, warga mengaku belum pernah merasakan kontribusi sosial dari perusahaan tersebut. Tidak ada bantuan infrastruktur, tidak ada CSR, dan tidak ada itikad baik memperbaiki jalan rusak atau mengendalikan pencemaran debu.
> “Yang kami dapat cuma debu dan jalan rusak. Perusahaan besar tapi tidak peduli sama masyarakat sekitar,” cetus warga dengan nada geram.
Situasi ini memunculkan kekecewaan dan amarah di kalangan warga yang merasa diabaikan oleh pemerintah desa, kecamatan, bahkan kabupaten.
---
📌 Publik Desak Pemerintah dan Aparat Turun Tangan!
Kasus CV. Golden Jaya Agritama menjadi cerminan buruk lemahnya pengawasan terhadap industri yang beroperasi di wilayah padat penduduk. Masyarakat mendesak Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, Dinas Lingkungan Hidup, dan Aparat Kepolisian untuk menyelidiki dugaan pencemaran serta keterlibatan oknum keamanan dalam melindungi aktivitas industri yang diduga melanggar aturan.
Jika terus dibiarkan, warga mengancam akan melakukan aksi protes terbuka hingga persoalan ini mendapat perhatian serius dari pejabat pusat.
> “Kami bukan anti industri. Tapi kami juga manusia yang punya hak hidup sehat, hak atas udara bersih, dan hak atas jalan yang layak,” pungkas warga.
(HTN)