Kegiatan ini dihadiri langsung oleh perwakilan Pemerintah Kota Cilegon, pengurus yayasan, para orang tua anak-anak penyandang disabilitas, serta para narasumber profesional. Acara berlangsung sejak pagi hingga siang hari, dengan materi utama seputar penguatan peran orang tua dalam mendampingi anak difabel dan pelatihan pengelolaan emosi melalui hypnotherapy.
Ketua Yayasan Indonesia Setara, Erna Usman, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi strategis antara pihaknya dengan pemerintah kota Cilegon yang dinilai sangat responsif terhadap isu disabilitas.
“Kegiatan hari ini sebenarnya kolaborasi antara Yayasan Indonesia Setara dengan Pemerintah Kota Cilegon. Kita memang punya program yang tidak hanya fokus pada perempuan dan anak muda, tapi juga kepada adik-adik difabel,” jelas Erna.
Menurutnya, fokus utama dari kegiatan hari ini bukan pada pendampingan langsung kepada anak-anak difabel, melainkan kepada para orang tua sebagai fondasi utama dalam proses tumbuh kembang anak.
“Kita fokus kepada akarnya, bagaimana kita bisa mendampingi orang tua dari adik-adik difabel ini, biar mereka punya ilmunya untuk membesarkan anak-anak berkebutuhan khusus. Sehingga meski dengan keterbatasan, anak-anak difabel bisa tumbuh percaya diri dan punya masa depan yang setara dengan anak-anak normal lainnya,” ujarnya.
Program ini juga dilengkapi dengan sesi hypnotherapy, di mana para orang tua diajak memahami teknik mengelola emosi dan menciptakan energi positif dalam keluarga. Menurut Erna, sesi ini penting agar orang tua dapat menjadi pribadi yang kuat dan sabar dalam menghadapi dinamika kebutuhan khusus anak mereka.
Lebih lanjut, Erna menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya berhenti pada hari ini saja. Ke depan, Yayasan Indonesia Setara telah menyiapkan pendampingan lanjutan.
“Hari ini kita dampingi orang tuanya, ke depan anak-anaknya juga akan kita dampingi. Kita bantu mereka menemukan potensi dirinya. Misalnya tadi saya berbincang dengan seorang ibu, anaknya Down Syndrome tapi suka menari. Nah potensi-potensi ini yang ingin kita temukan dan kembangkan,” jelasnya.
Erna juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mendukung program-program untuk penyandang disabilitas.
“Tentu kita tidak bisa jalan sendiri, kita butuh kolaborasi. Dan alhamdulillah, Pemerintah Kota Cilegon sangat kooperatif dan membuka ruang kolaborasi ini,” tambahnya.
Meski tidak menetapkan target kuantitas, Yayasan Indonesia Setara memiliki visi mencetak ‘local champion’ di setiap wilayah yang didampingi.
“Target kami bukan berapa banyak anak yang dibantu, tapi bagaimana anak-anak itu bisa berkembang menjadi local champion. Mereka bisa menemukan potensi diri dan bahkan memonetisasi potensi itu di masa depan,” tutup Erna.
.jpg)
