Pidar Ndruru menegaskan bahwa menjadi wartawan bukan sekadar profesi, melainkan panggilan nurani untuk menyuarakan kebenaran dan keadilan. Ia menilai bahwa kekuatan seorang jurnalis terletak pada kejujuran dan tanggung jawab moral di balik setiap berita yang dipublikasikan.
> “Jangan pernah menulis hanya untuk sensasi atau kepentingan tertentu. Tulis dengan hati, sajikan fakta yang benar, dan jangan abaikan etika profesi. Sebab, setiap kata yang kita tulis adalah amanah bagi publik,” ujar Pidar dengan nada lembut namun tegas.
Ia menambahkan, kecepatan dalam menyajikan berita memang penting, tetapi akurasi dan keseimbangan informasi jauh lebih utama. Dalam pandangannya, wartawan sejati adalah mereka yang mampu menjaga integritas di tengah arus informasi yang kian cepat dan kompleks.
Lebih lanjut, Pidar mengingatkan bahwa dalam menjalankan tugasnya, insan pers memiliki dasar hukum yang kuat, yakni Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers. Undang-undang tersebut menjadi landasan bagi wartawan untuk bekerja secara profesional, merdeka, namun tetap bertanggung jawab kepada publik dan hukum.
> “Kebebasan pers adalah anugerah, tapi tanggung jawab dalam menjalankannya adalah ujian sejati bagi seorang jurnalis,” tambahnya dengan penuh makna.
Pidar Ndruru berharap agar seluruh wartawan, khususnya di Kabupaten Nias Selatan, terus menjaga semangat profesionalisme, mengutamakan verifikasi dalam setiap pemberitaan, dan menempatkan kebenaran di atas segala kepentingan.
Karena baginya, wartawan bukan sekadar penulis berita, tetapi penjaga nurani bangsa — mereka yang berdiri di garis depan untuk menyuarakan kebenaran, keadilan, dan kemanusiaan melalui tinta dan kata.
(Mr. Ndruru)
