Kegiatan ini menjadi ruang
refleksi bersama tentang pentingnya menghormati, melindungi, serta memberdayakan perempuan dalam keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Tidak hanya menyoroti kekerasan yang terjadi antara laki-laki dan perempuan, kegiatan ini juga mengajak peserta memahami bahwa bentuk kekerasan bisa muncul dalam berbagai relasi baik orang tua terhadap anak perempuan, antar saudara, maupun antar sesama perempuan.
Oleh karena itu, pendidikan dan pembentukan karakter sejak dini dipandang sebagai upaya penting untuk mencegah kekerasan dan membangun relasi yang lebih setara.
Kepala Seksi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Cilegon sekaligus pemerhati isu perempuan, drg. Rully Kusumawardhany, MM., menekankan pentingnya memandang perempuan sebagai individu yang memiliki potensi besar untuk tumbuh, berkembang, dan berkontribusi.
“Anak perempuan harus diberi kesempatan, ruang, dan kepercayaan. Mereka berhak mendapatkan pendidikan setinggi mungkin, serta dibentuk menjadi pribadi mandiri yang mampu menghadapi tantangan hidup,” ujar drg. Rully.
Dalam penyampaiannya, beliau menyoroti beberapa prinsip penting dalam penguatan karakter perempuan, seperti:
1.Pembiasaan kemandirian sejak kecil.
2.Kesempatan memperoleh pendidikan sesuai minat dan cita-cita.
3.Pelibatan perempuan dalam pengambilan keputusan, baik di rumah maupun lingkungan sosial.
4.Dukungan keluarga dan sekolah untuk mengembangkan kepemimpinan.
5.Penanaman nilai budaya, etika, dan agama sebagai landasan bersikap.
6.Kemampuan beradaptasi dengan perkembangan teknologi secara bijak.
Menurut drg. Rully, cara suatu masyarakat memperlakukan perempuan menjadi cerminan tingkat peradabannya.
“Masyarakat yang menghormati perempuan adalah masyarakat yang matang secara moral, empati, dan kemanusiaan.
Dari lingkungan seperti itu, akan lahir generasi yang cerdas, tangguh, dan penuh kasih,” ungkapnya.
Selain penguatan pendidikan karakter, kegiatan ini juga membuka ruang dialog dan berbagi pengalaman mengenai berbagai bentuk kekerasan yang sering tidak disadari.
Peserta diberikan pemahaman tentang hak-hak perempuan serta langkah-langkah yang dapat diambil jika mengalami kekerasan.
“Perempuan perlu berani berbicara dan meminta perlindungan ketika mengalami ketidakadilan, baik secara fisik maupun secara emosional.
Kemandirian, terutama dalam aspek ekonomi dan pengambilan keputusan, akan membantu perempuan menjaga martabat dirinya,” tambahnya.
diakhir Drg.Rully Kusumawardhany MM dengan doa bersama sebagai simbol harapan akan masa depan Khususnya perempuan di Cilegon dan Indonesia yang lebih aman, bermartabat, dan bebas dari segala bentuk kekerasan.
Dengan berlangsungnya kegiatan ini, diharapkan tumbuh kesadaran kolektif bahwa perempuan bukan hanya objek yang harus diatur, melainkan pribadi yang harus dihargai, disayangi, dan diberi ruang berkembang.























